Sunday, December 24, 2017

Cara Kenalkan Produk Zaman Now

Zaman now itu artinya harus lebih kreatif, harus lebih inovatif, dan pastinya harus lebih aktif. Ngga ada lagi tuh yang namanya nunggu bola. Duduk manis nunggu orang-orang tau apa yang kita jual, duduk diam sampe produk kita dikenal pelanggan.

Kalau mau sukses, kita wajib jemput bola. Eits, ngertikan kalo itu cuma pribahasa? Jangan sampai bola anak tetangga dijemput dan dibawa pulang yaaah. Ngingetin dikit aja niiih, kita yang harus aktif untuk mengenalkan produk kita.

Sekarang mah udah gampang bener dah buat nyiarin berita. Gratis lagi. Serius! Tuuuh kan, bukan berita di tipi, tapi di epbi alias facebook dan media sosial lainnya.

Bingung?

Ckckckck...

Coba cara mengenalkan produk baru ala zaman now

1. Miliki Akun Media Sosial
Hari gini ngga punya sosmed? Oh Em Ji!  Pasti punya dooong! Minimal FB, syukur-syukur punya Instagram (IG) dan blog. Akun-akun itu jangan cuma dipakai buat mejeng foto selpih doang, ngga ngasilin duit tau.

2. Maksimalkan Medsos untuk Promosi
FB itu bisa jadi senjata ampuh buat branding dan IG kece bingo sebagai display. Yang paling kece dari keduanya adalah GRATIS. Artinya kita bisa menghemat banyak uang untuk promosi kan.

3. Testimoni
Kalau untuk cara ini perlu keluar modal sedikit, tapiiii ada hal-hal penting yang kita peroleh langsung saat itu juga, yaitu testimoni (jangan lupa di foto yaa), lalu mintalah kritik dan saran untuk perbaikan (jika perlu), dan terakhir yang akan di dapat adalah reaksi pasar.

4. Ikut Bazar
Yup, Bazar! Jadi partisipan di berbagai bazar bisa banget untuk dongkrak penjualan dan mengenalkan produk kita langsung ke calon pelanggan. Biarkan mereka melihat produk skaligus merasakan pelayanan kita sebagai penjual.

Empat cara mengenalkan produk di atas sudah kucoba dan hasilnya terbilang memuaskan. Sekarang giliran kamuuuh!

Sunday, December 17, 2017

Perempuan itu

Ngga tau kata-kata apa yang bisa mewakili sosok perempuan satu ini. Beliau tidak pernah menamatkan jenjang pendidikan dasarnya. Ya, SD pun tidak selesai, artinya tidak ada selembar ijazah yang tertuliskan namanya.

Sejak kecil sudah tak berAyah-Ibu. Putus harapannya saat kerabat yang membawanya merantau, tak kunjung menyekolahkannya. Tenaganya diperas hingga ia tumbuh dewasa. Meski tanpa selembar ijazah, ia bisa dengan mudah memperoleh pekerjaan. Bermodal koneksi, keuletan serta semangat belajar, ia bisa mandiri.

Takdir mempertemukannya dengan sosok lelaki yang kini menjadi teman hidupnya. Mereka dikaruniai 3 putri dan 1 putra. Lagi-lagi kehidupan menguji batas dirinya. Ia buktikan kepada dunia, bahwa kakinya masih mantap berdiri. Tak goyah.

Perempuan paruh baya itu memiliki cita-cita mulia. Cita-cita yang tidak kalah tinggi dengan teman sebayanya yang bisa mencicipi dunia pendidikan hingga menengah atas. Ia bertekad, anak-anaknya harus mengenyam pendidikan tinggi. Atas kemurahan dan rahmat Tuhan, yang menjadikannya mampu untuk mewujudkan mimpinya. Tiga dari empat anaknya, sukses bergelar Sarjana.

Usianya kini memang sudah tidak lagi muda. Tapi semangat yang ia miliki masih membara, layaknya pejuang tahun empat lima. Pengalaman hidup mengajarkan ia untuk terus bergerak. Di usia senjanya ia masih aktif berkegiatan.

Perempuan itu memang tidak pernah merasakan nikmatnya bekerja di balik meja dengan pendingin ruangan. Tapi semangat bisa membawa dirinya dikenal banyak orang. Mulai dari pejabat tingkat kelurahan hingga sebagian orang di kantor walikota.

Bukan. Perempuan itu bukan karyawan apalagi PNS. Ingat kan, ijazah SD saja tidak ada. Ia tekun dalam PKK, Ia aktif sebagai kader Posyandu dan itu yang membuatnya mengenal beberapa pejabat daerah lebih banyak dari sebagian besar orang lain di lingkungannya.

Anak bungsunya sudah cukup besar untuk mengurus dirinya sendiri. Kini ia bebas untuk menikmati waktu menyenangkan diri. Usia senja tidak menghentikannya untuk berkarya. Selembar ijazah tidak menyurutkan semangatnya untuk terus beradaptasi.

Hari ini, 17 Desember 2017, perempuan itu belajar mengenal Instagram. Sepuluh tahun yang lalu, beliau bahkan menolak untuk dibelikan ponsel dan beranggapan tidak membutuhkannya.

Malu. Aku malu, jika menyerah karena gelombang kecil yang menerpaku, dibandingkan dengan badai yang pernah dihadapinya.

Malu. Aku malu, jika ijazah sarjanaku tidak mampu membawa keberhasilan yang lebih cemerlang dari yang diperolehnya.

Malu. Aku maku, jika aku lemah dengan kedua orang tua ada bersamaku, mengingat ia yatim-piatu sejak sangat belia.

Aku memanggil perempuan itu, Mama.

Satu-satunya orang yang kunantikan saat ingin melahirkan cucunya ke dunia.

Satu-satunya orang yang menjadi idolaku di dunia nyata.

Mama, tidak pernah memberikanku kemudahan dalam memperoleh sesuatu. Aku sempat membencinya, karena ia pernah menyuruhku berjualan sebelum sekolah, di mana teman sebayaku bermain. Tapi tak berlangsung lama. Berikutnya teman-temanku yang iri karena aku bisa ke tempat wisata setiap minggunya. Sekarang, aku justru berterima kasih atas apa yang diperintahkan dulu. Mungkin sedikit pengalaman 'menyebalkan' yang sementara di masa kecil itu, yang membuatku bisa bertahan saat ini.

Tidak butuh hari ibu untuk menunjukkan rasa cinta kasih dan kebanggaanku padanya.

Melihat ia tertawa lepas, menjadikan hatiku tentram.

Semoga Allah memberikan kebahagian sejati padamu, Ma.

Friday, December 15, 2017

UMKM! Wujudkan Target dengan Cara Ini

Tanggal 12 Desember kemarin, aku ikut pelatihan UMKM yang diselenggarakan oleh Kelurahan Rawa Buaya yang bekerja sama dengan Universitas Mercu Buana. Temanya itu bikin penasaran, "Peningkatan Kompetensi Pengusaha UMKM di Kelurahan Rawa Buaya". Sumpah, judulnya aja udah bikin darah ngalir deres saking semangatnya.

Undangan bener-bener dimanjain. Baru dateng udah dikasih morning snack. Sambil isi absen, dibagikan materi yang akan dibahas, juga beberapa lembar kuesioner.

Baiklah kalau diceritain detailnya bakalan butuh banyak part. Aku skip bagian, Pembukaan dan doa, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan sambutan pak Lurah (maap yaa Pak 😁). Sumpah, aku excited banget dengan acara ini. Semua pemateri adalah dosen pasca sarjana di UMB. Materinya mencakup, pemanfaatan sosial media, manajemen keuangan, manajemen produksi dan manajemen SDM.

Sayangnya, materi yang dibahas di luar ekspektasiku. Semuanya dipaparkan hanya bagian kulit aja, alias disinggung sepintas lalu. (berasa tertipu dengan judul yang cetar membahana 😩). T.A.P.I ada beberapa hal menarik yang bikin aku tetap bertahan di sana.

1. Materi singkat, mungkin karena melihat peserta pelatihan yang datang saat itu, 80%nya angkatan Mamaku alias Oma-oma zaman now.

2. Ada salah satu peserta pelatihan, bisa menyulap biji palem yang biasanya diabaikan jadi makanan enak. Rasanya mirip buah atep atau kolang kaling.

(Ini poin pentingnya)

3. Yang aku tangkap dari inti bahasan waktu itu adalah pemanfaatan kembali KOPERASI untuk meningkatkan UMKM. Bergabung dengan sebuah Koperasi bisa meningkatkan potensi pemasaran produk dari UMKM tersebut. Win-win solutionlah, si Koperasi mendapatkan anggota dan memperoleh bagian laba dari ikut menjualkan produk anggotanya, dan pengusaha UMKM pun dapat tempat untuk mendistribusikan produknya.

4. Di situ, l dibahas tentang pemanfaatan ruang di RPTRA untuk mengelola sebuah Koperasi (masih wacana), atau memaksimalkan GrosMart (klo ngga salah penulisannya yaa, hehehe) untuk memasarkan produk UMKM.

5. Saat mendaftar, aku menuliskan bisnisku sebagai penulis artikel dan sosmed influenser. Tiba-tiba kepikiran, untuk menyasar para pengusaha UMKM di wilayah Rawa Buaya (offline) sebagai calon klien (hehehee), yang sebagian besar masih awam dengan sosmed. (mereka pakai FB dan WA, tapi sebatas having fun aja)

Inti yang aku dapat dari pelatihan setengah hari itu adalah kita bisa memanfaatkan koperasi (jika sudah ada,  jika belum bisa dibentuk sendiri dengan minimal anggota 20orang) untuk mengembangkan UMKM yang ada di sebuah wilayah.

Koperasi dan UMKM bisa menjadi pola kerjasama yang saling menguntungkan,  bahasa biologinya simbiosis mutualisme. Koperasi dapet anggota plus produk yang akan menghasilkan laba, pelaku UMKM mendapatkan wadah untuk mewujudkan targetnya.

Hmmm... Jadi tertarik niiih buat daftar jadi anggota koperasi. Kangen dapet SHU. *ekh

Tuesday, December 5, 2017

SAYA IRI? YA!

Perempuan, sudah dari sananya diciptakan untuk bisa multi-tasking. Allah memang Maha Tahu apa yang dibutuhkan hamba-Nya. Bukan manusia namanya kalau bisa berpuas diri dengan satu hal. Mungkin ada manusia hebat seperti itu tapi pasti hanya sebagian kecil, sisanya sebelas-dua belas.

Saya bukan bagian dari jumlah yang sedikit itu. Justru sebaliknya, saya termasuk golongan manusia yang menginginkan banyak hal. Tapi, itu wajar kok selama tidak menghalalkan berbagai cara untuk memperolehnya.

Saya juga mudah sekali terpengaruh, di samping memiliki rasa 'nggak enakan' yang mencapai level maksimal yang terkadang membuat lelah diri sendiri.

Saya suka mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus. Selain menghemat waktu, juga karena ingin memotong lintasan. Sayangnya yang saya ngga sadari adalah kapasitas diri. Saat masih single, semua itu sangatlah mungkin dilakukan, tapi seiring dengan waktu semua berubah.

Menjadi IRT dengan 2 putra (3y dan 6y), serta ikut menopang ekonomi keluarga, menjadi tantangan tersendiri. Keinginan untuk mendidik anak-anak sendiri, mengembangkan bisnis, serta mengejar impian dalam waktu bersamaan sungguh pekerjaan yang tak mudah.

Saya IRI! Sangat iri dengan perempuan lainnya yang memiliki tantangan sama bahkan lebih, dan mereka berhasil. Bukan soal keberuntungan semata. Ada hal lain yang jadi pemicunya. Hal yang tidak saya ketahui dan itu menjadi EXCUSE saya saat menghadapi kegagalan.

Beberapa hal yang saya sadari dan jadi catatan penting.
1. Niat (Lillahi Ta'ala)
2. Rutinitas yang tercatat
3. Konsistensi
4. Reward and punishment
5. Tekad

IRI itu nggak salah.
IRI itu nggak dosa.
IRI itu bisa jadi cambuk sekaligus penyemangat.

Saya ngIRI, karenanya saya tulis catatan ini untuk pengingat dan penyemangat. Jangan sampai 'modal' utama untuk sukses yang sudah diberikan menjadi busuk sebelum berkembang.

Sebentar lagi tahun baru menurut perhitungan masehi. Saatnya untuk menerapkan pola baru. Masih ada dua puluhan hari lebih dikit di bulan Desember untuk mencoba berbagai cara, agar Januari nanti sudah siap konsisten dengan rencana.

Wednesday, November 29, 2017

LEFT Grup Tanpa Pamit Bikin Sakit

Mak, ada berapa grup yang Emak ikuti?

Ada berapa grup yang Emak merangkap admin?

Sebagai member nih, Emak izin ngga saat masuk? Atau langsung dicemplungin aja sama adminnya?

Sebagai admin, Emak nanya ngga ke calon member untuk masukin ke sebuah grup?

Aku pribadi ada di dua posisi tersebut. sebagian besar grup, aku hanya sebagai member dan beberapa lainnya merangkap admin.

Sebagai member, aku minta izin untuk masuk ke sebuah grup atau masuk sendiri dengan kerelaan hati untuk bergabung. Sebagai admin, PASTI aku tanya kesediaan calon member untuk dimasukkan ke dalam grup.

Terlepas dari kebiasaan, kesibukkan atau hal lainnya, dalam setiap hubungan bukankah ada etikanya? Menurut Emak nih, etiskah seseorang yang izin saat mau masuk grup tapi 'nyelong' gitu aja saat Left Grup?

Saat melihat ada orang yang main keluar gitu aja dari grup, pasti bertanya-tanya, ada apa? Kok keluar? Apalagi bagi admin. Sakitnya tuh di... (di mana yaaa??) pokoke cuma bisa elus-elus dada dan geleng-geleng.

Mbok ya kalo bilang mau left, kan ngga bakal ditahan-tahan juga. Syukur-syukur bisa kasih masukan ke adminnya agar grup tersebut bisa lebih baik.

Kan ngetik satu kalimat sebelum pamit ngga akan bikin dirimu rugi toh? Jempolmu juga masih berukuran sama kan?

BOLEH LEFT GITU AJA, jika admin 'nyulik dan nyemplungin' tanpa seizin dirimu.

Yuks aaah, jadi Emak zaman now harus bisa lebih peka terhadap etika. Teknologi canggih, zaman makin maju tapi etika tetap berlaku.

Salam dan salim,

Member dan mimin grup
Sani Hasanah

Tuesday, November 28, 2017

ALESTANOVA in My Words

Hal-hal yang aku lihat dari sebuah buku pertama kali adalah judul, cover, sinopsis, daftar isi serta bab awal dan akhir. Biasanya kalau melihat judul dan cover saja enggan berlama-lama, jangankan untuk lihat daftar isi, baca sinopsisnya saja mungkin tidak akan kulakukan. (ini sepenuhnya masalah selera ya)

Jika sampul depan sudah membuat daya tarik sendiri, selanjutnya beralih pada bagian belakang, yup betul! Sinopsis. Lalu beralih ke daftar isi dan terakhir bab permulaan.

Biasanya semua urutan itu WAJIB aku lakukan untuk menyortir buku-buku yang akan menghuni perpustakaan miniku di rumah.

Tapi ada pengecualian untuk novel satu ini. Selain penulisnya adalah salah satu temanku di dunia maya tapi rasanya nyata, review tentang karya tulis satu ini bikin penasaran.

Pandanganku tentang novel yang berjudul ALESTANOVA :
1. Dari judul, bisa ditebak itu adalah nama tokoh utamanya.
2. Covernya bikin penasaran. (kenapa harus membelakangi?)
3. Sinopsisnya membuat calon pembaca merasa bisa menerka alur cerita.
4. Daftar isinya membuat calon pembaca penasaran.
5. Bab satu dan terakhir adalah jebakan. (jangan harap bisa menduga isi seluruh buku ini dari 2 bab itu saja)

Sebenarnya, sempat merasa kecewa saat membaca bab pertama novel ini, karena jauh dari ekspektasiku. Terlebih ada beberapa kesalahan pengetikan. Setelah melihat isi bab satu, buku ini kukembalikan ke rak. Selang dua hari, kusempatkan lagi untuk melanjutkan.

Ternyata aku salah. Makin jauh lembaran yang kubaca semakin aku ngga bisa berhenti untuk terus membuka lembaran berikutnya. Singkat cerita, si penulis berhasil menipuku DUA KALI dalam menerka alur cerita dari buku setebal 268 halaman ini. (aku hampir mewek, saking menghayati kisahnya si Alesta)

Buat kamu yang ngerasa punya insting yang top markotop, coba tebak alur si Alestanova, berani?

Wednesday, October 18, 2017

Baca Al-Qur'an itu Buang Waktu?

Kata siapa membaca Al-Qur'an bikin habis waktu?

Membaca Al-Qur'an tidak akan mengurangi waktumu. Justru sebaliknya, ia akan menambah waktumu.

Secara hitungan matematika dunia, membaca Al-Qur'an tampak seakan-akan mengurangi waktu. Dari total 24 jam dalam sehari, seolah-olah berkurang sekian detik, sekian menit atau sekian jam jika digunakan untuk membaca Al-Quran.

Tapi, tahukah kamu bahwa waktu yang kamu gunakan untuk membaca Al-Qur'an itu sebenarnya tidak hilang begitu saja. Ia akan diganti oleh Allah dengan keberkahan yang berlipat ganda.

Apa itu keberkahan?

Keberkahan artinya pertambahan dan pertumbuhan. Wujudnya bisa bermacam-macam. Misalnya, pekerjaanmu beres, produktivitasmu meningkat, keuntunganmu bertambah, kesehatanmu terjaga dan seterusnya.

Itu adalah wujud keberkahan yang akan diperoleh oleh orang yang membaca Al-Qur'an.

Pernahkah anda mendengar tentang orang yang stress? Atau orang yang sedang kebingungan mencari inspirasi? Atau orang yang kesulitan menyelesaikan pekerjaannya? Atau orang yang waktunya habis sia-sia tanpa produktivitas?

Itu adalah bentuk-bentuk kehilangan umur yang disebabkan tidak berkahnya waktu.

Tahukah kamu bahwa dahulu para ulama bisa menulis karya-karya agung yang jumlahnya melebihi bilangan umur mereka? Padahal saat itu belum ada mesin ketik, apalagi komputer. Semuanya ditulis manual dengan tangan dan peralatan yang sangat sederhana, ditambah kondisi yang lebih sulit daripada kondisi sekarang.

Mengapa mereka bisa? Jawabnya karena waktu mereka penuh berkah.

Dari mana keberkahan itu? Jawabnya dari membaca Al-Qur'an.

Perhatikan kisah berikut:

Ibrahim bin Abdul Wahid Al Maqdisi berwasiat kepada Al Dhiya Al Maqdisi sebelum yang terakhir pergi menuntut ilmu:

"Perbanyaklah membaca Al-Qur'an. Jangan kamu tinggalkan. Karena kemudahan yang akan kamu peroleh dalam pencarianmu akan berbanding lurus dengan kadar yang kamu baca."

Al Dhiya mengatakan, "Lalu aku renungi hal itu dan aku praktekkan berkali-kali. Setiap kali aku membaca banyak, semakin mudah aku menghafal hadits dan menulisnya. Jika aku tidak membaca, tidak mudah aku melakukannya."

Sumber: "Dzail Thabaqat al Hanabilah" karya Ibnu Rajab al Hambali.

Jadi, jelaslah bahwa membaca Al-Qur'an membawa keberkahan sehingga waktu yang kita miliki bisa lebih bermakna dengannya.

Terakhir pesan saya, jangan kamu membaca Al-Qur'an di waktu luangmu, tapi luangkanlah waktumu untuk membaca Al-Qur'an.

*************

Dikutip dari status FB Mba Devita Nur Maftukhah.

Sangat disayangkan jika tulisan sarat manfaat ini berlalu begitu saja. Semoga bisa menginspirasi para pembaca blog-ku.

Rahasia Ulama Menentramkan Rumah dan Penghuninya

Bismillah..

MAU TAHU TIPS ULAMA MENGATASI KONFLIK RUMAH TANGGA?

Nasehat Syaikh Muhammad bin Mukhtar Asy- Syinqithiy hafidzahullah...

Oleh karena itu, bersemangatlah melaksanakan shalat-shalat sunnah di rumah. Itulah diantara tujuan sunnah Nabi.

Rumah yang banyak dilakukan shalat di dalamnya, maka Allah akan menjadikan didalamnya kebaikan yang banyak. Hal ini banyak diperbincangakan para ulama dan orang-orang shalih.

Sebagian orang mengeluhkan di rumahnya selalu ada masalah.

Dia bercerita, “Kemudian aku mendatangi salah seorang ulama dan beliau bertanya kepadaku tentang shalat malam dan shalat rowatib.”

Ulama bertanya, “Apakah engkau termasuk orang yang menyia-nyiakan shalat sunnah rowatib?

Jawab orang tadi, “Ya benar.”

Rowatib maksudnya shalat sunnah yang dikerjakan sesudah atau sebelum shalat fardhu.

Ulama tersebut bertanya lagi, “Apakah engkau juga tidak shalat witir?”

Jawabnya, “Benar aku juga tidak shalat witir.”

Ulama tersebut berkata, “Kalau begitu rutinkan shalat sunnah rowatib dan tunaikan seperti Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam menunaikan shalat tersebut di rumahmu. Begitupula rutinkan shalat witir jangan pernah engkau tinggalkan.”

“Al-Witir itu adalah kebenaran. Barangsiapa yang tidak shalat witir maka bukan golongan kami.” (HR. Ahmad dan Abu Daawud. Dinilai shahih oleh Al-Hakim)

“Wahai Ahlul Qur’an, shalat witirlah kalian karena sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla itu witir (Maha Esa) dan mencintai orang-orang yang melakukan shalat Witir.”

“Sungguh Allah telah melengkapi kalian dengan suatu shalat yang lebih baik dari unta merah.”

Para sahabat bertanya, “Shalat apakah itu wahai Rasulullah?”

Beliau shallallahu’alaihi wa sallam menjawab, “Shalat Witir yang dikerjakan antara waktu ‘Isya dan terbit fajar."

Kemudian subhanallah dalam waktu satu minggu, tiba-tiba di rumahnya keadaan berubah sempurna; akhlak istri berubah, anak-anak mudah diarahkan. Semua perkara telah berubah.

Karena apa?

ﻓﺈﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺟﺎﻋﻞ ﻟﻪ ﻓﻲ ﺑﻴﺘﻪ ﻣﻦ ﺻﻼﺗﻪ
خيرأ

“Maka Allah jadikan baginya di rumahnya banyak kebaikan dari shalat yang dia lakukan.” (HR. Muslim no.778)

Khairan dalam hadis ini bentuknya nakiroh (umum) mencakup semua kebaikan.

Jika Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam mengatakan bahwa didalamnya ada kebaikan pasti ada kebaikan.

Sungguh apa yang beliau sabdakan adalah kebenaran. Dan tidaklah beliu berucap mengikuti hawa nafsu, sesungguhnya itu adalah wahyu yang diturunkan.

Wallallahua’lam bishshowab.

Sumber: Channel Duror Asy Syaikh Muhammad hin Mukhtar Asy Syinqithi

Di share oleh,
@STaushiyyah
Telegram channel
Whatsapp Group Sahabat Taushiyyah

Sunday, October 15, 2017

Pintu Surga yang Kaku

Memoar tentang Ayah
Oleh : Sani Hasanah


Ada sebuah cerita yang mengatakan, bahwa orang tua adalah salah satu pintu surga. Siapa yang mendapati keduanya masih hidup dan berbakti kepada mereka , sama dengan memiliki dua peluang untuk masuk melaluinya.

Tak banyak ingatan terpatri tentang lelaki yang namanya tersemat di belakang namaku. Sosok itu tidak tersentuh sepanjang kenangan. Bukan karena terpisah raga, tetapi tidak menyatunya emosi. Masa kecil yang didominasi rasa iri kepada adik serta sepupu laki-lakiku.

Kebahagiaan kental tergambar begitu mengetahui anak ketiganya yang lahir berjenis kelamin laki-laki. Papa memang mendambakan anak lelaki. Dua sebelumnya, aku dan adikku, adalah perempuan.

Anak Bertengkar, Emak Jadi Sangar

Punya anak balita yang lagi aktif-aktifnya itu sesuatu. Emaknya baru beres-beres udah diberantakin lagi. Rumah balik lagi kayak kapal pecah. Perabotan dapur juga kadang tak terselamatkan. Panci dijadikan helm, tutupnya sebagai tameng dan spatula jadi pedang.
Tapi yang paling bikin sesemak itu naik darah, saat anaknya disakiti anak lain. Terlebih jika sang anak sampai menangis dan terluka.

Jadi dilema sendiri. Perasaan teriris saat melihat buah hati diserang temannya. Di satu sisi ada dorongan untuk membalaskan dengan melakukan hal yang sama ke anak itu, tapi di sisi lain anak itu pun masih kecil dan seusia dengan anakku. Tidak mungkin juga aku tega melakukan hal itu.
Terlebih lagi pikiran dan tingkah laku anak-anak itu super super unik. Menit ini mereka bertengkar bahkan berkelahi, menit berikutnya sudah bermain lagi seperti tidak ada yang terjadi. Karena kebiasaan itu, aku sebagai ibu harus lebih bisa mengendalikan diri dan emosi ketika si kecil bertengkar dengan temannya.

Jika perkelahian anak kecil diintervensi orang tua, maka saat anak-anak sudah kembali bermain, orang tuanya akan tetap bermusuhan.

Friday, October 6, 2017

Pemasaran vs Catatan Keuangan

Sales dan Akuntan adalah dua profesi yang berseberangan. Satu ujung tombak, lainnya tenaga, atau yang satu harus energik dan dinamis dalam berhubungan dengan banyak orang sedangkan lainnya harus super teliti dan statis.

Jika dijabarkan butuh berhalaman-halaman untuk menggambarkan perbedaan keduanya. Padahal kedua profesi ini sangat penting bagi sebuah bisnis.
Sepengalamanku, dua kubu ini paling sering berseteru dalam sebuah perusahaan. Pertanyaannya, kenapa bisa terjadi?

Tuesday, October 3, 2017

Koin resmi yang tidak diterima

Di Indonesia ada dua jenis bahan pembuatan uang, dari logam dan kertas. Untuk uang logam pemerintah mengeluarkan rupiah dengan pecahan terkecil yaitu 100, 200, 500 dan 1.000, sedangkan untuk uang kertas adalah pecahan 1.000, 2.000, 5.000, 10.000, 20.000, 50.000 dan 100.000.

Pemerintah pernah mengatakan, pembuatan uang koin berbahan logam memakan biaya yang jauh lebih banyak dari nilai intrinsiknya. Mirisnya, uang-uang recehan tersebut terutama pecahan 100 dan 200 rupiah telah kehilangan harganya di sebagian masyarakat.

Sebagai contoh nyata yang pernah saya lihat sendiri. Ada pengamen yang membuang uang koin yang diberikan oleh seorang anak pemilik rumah yang disambangi pengamen tersebut, yang ternyata pecahan 200 rupiah. Ada juga pedagang yang tidak menerima uang pecahan di bawah 500 rupiah sebagai pembayaran. Bahkan yang lebih parah lagi, ada bank pemerintah yang MENOLAK menerima penukaran uang receh pecahan 100 dan 200 dengan dalih stok uang koin mereka masih banyak dan belum diambil oleh BI.

Bayangkan saja, lembaga perbankan saja MENOLAK menerima uang resmi yang dikeluarkan pemerintah, apalagi masyarakat umum?

Bukankah lebih baik menghapuskan saja pecahan 100 dan 200 rupiah tersebut? Selain bisa menghemat biaya produksi uang yang katanya jauh di atas nilai uang itu sendiri, masyarakat juga tidak perlu menyimpan uang receh yang tidak diterima keberadaannya.

gambar : google

Thursday, September 28, 2017

Facebook, Wadah Berjejaring atau Bersaing?

Pengguna internet di Indonesia tahun 2016 saja menyentuh angka 132,7 juta (sumber : Liputan6.com).

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dalam surveynya mengungkap ada tiga media sosial yang paling banyak dikunjungi, yaitu Facebook (FB), Instagram (IG) dan Youtube. Menurut survei tersebut, FB berada di urutan pertama sebagai media sosial yang paling banyak dikunjungi pengguna internet Indonesia, dengan jumlah 71,6 juta pengguna (54%).

FB mengalami banyak perubahan, baik dari fitur maupun tujuan penggunaannya. Awal pembentukannya, FB bertujuan untuk menghubungkan kembali relasi antar pengguna. Seiring dengan perkembangannya, facebook juga merupakan magnet bagi pencari peluang di dunia maya.

Yang tadinya untuk berjejaring sekarang jadi bersaing. Karena apa? Untuk merebut perhatian dari pengunjung lainnya.

Banyak penyelenggara pelatihan bisnis online yang menjadikan Facebook sebagai ujung tombak pemasaran. Bukan hanya menghubungkan kembali teman lama yang tak terkoneksi tetapi juga menambahkan banyak kenalan baru yang masuk dalam kategori sasaran atau Target Market. Sayangnya, paham ini menjadikan beranda (hampir) setiap pengguna berisi iklan dari apa yang mereka jual.

Aku pun (dulu) melakukan hal serupa. Menambah banyak pertemanan dengan maksud agar semakin banyak orang yang tahu apa yang aku jual. Sedangkan aku merasa jengah melihat banyaknya gambar atau tulisan yang langsung membidik yang bersliweran di time lineku.

Akhirnya aku tersadar untuk mengembalikan fungsi Facebook seperti semula, yaitu berjejaring. Menjadikannya sebagai alat, sah saja. Tetapi lebih bijak dalam memanfaatkannya akan memberikan dampak yang jauh lebih baik. Sekarang sudah mulai banyak yang menerapkannya. Tidak lagi melakukan Hard selling tapi sebagian besar sudah beralih dengan soft selling dan berbagai turunannya.

Facebook kembali pada kodratnya, yaitu untuk berbagi, baik pikiran, perasaan atau kejadian. Hal itu jelas tergambar pada saat kita membuka aplikasi FB, hal yang pertama ditanyakan adalah what's on your mind atau "apa yang kau pikirkan", terkadang menanyakan "Mau berbagi sesuatu?"

Dengan melihat kalimat itu, bukankah seharusnya kita jadi tersadarkan untuk berbagi (Sharing) bukan untuk (selalu) menjual (selling). Boleh saja berjualan tapi ingat prinsip 3S, Sharing..Sharing..Selling.

Yuk! Jadikan facebook sebagai tempat berjejaring dan berinteraksi dengan semua orang yang masuk dalam daftar pertemanan di dalamnya.

Friday, September 8, 2017

Puskesmas Dulu dan Kini

Cuaca belakangan ini bisa dibilang extreme, panas terik ditambah angin besar bikin bergidik, tidak jarang membuat tubuh merespon negatif. Kondisi tubuh yang kurang fit dan cuaca yang tidak menentu adalah kondisi sempurna sebagai pintu gerbang berbagai penyakit.

Singkat cerita, dua jagoan cilik akhirnya tumbang. Dede lebih dulu terserang bapil alias batuk pilek disertai demam. Hari ketiga demamnya hilang namun ia muntah berkali-kali, terutama saat menangis. Nah, di malam ketiga Kakak jatuh sakit. Ia demam tinggi sampai menggigil.

Melihat duo krucil dalam kondisi payah, ibu mana yang bisa tahan. Hari itu juga aku dan suami membawa dua anak kami ke Puskesmas. Yah, Puskesmas yang terkenal dengan biaya murahnya bahkan tanpa berbayar jika menggunakan kartu BPJS.

Bukan karena masalah biaya aku membawa mereka berobat ke Puskesmas Kecamatan, tetapi karena kedua putraku cocok dengan obat-obatan yang diberikan. Ngomong-ngomong soal Puskesmas, siapa yang masih enggan untuk berkunjung? Wah, banyak ya! Apa alasannya untuk tidak mengunjungi balai pengobatan yang disediakan pemerintah ini? Pelayanan? Nah, berarti Ibu sudah sangat lama tidak ke Puskesmas.

Tahukah Ibu, bahwa wajah Puskesmas dulu dan sekarang sudah berbeda. Selain tempatnya yang jauh lebih moderen, fasilitasnya pun semakin lengkap. Sebut saja laboratorium untuk memeriksa darah dan urin, juga mesin X-Ray dan USG.

Tentang antrean pasien juga sudah jauh lebih nyaman dan profesional. Dulu, untuk melakukan pendaftaran, pasien harus menunggu lama. Antre untuk didata, nunggu pencarian data (jika sudah pernah berobat) dan semua dilakukan secara manual. Untuk sekali kunjungan, bisa menghabiskan waktu seharian. Sekarang, meskipun banyak pasien yang mengantre berobat, tetap terasa nyaman. Ada mesin nomor antrean untuk setiap poli yang dituju (jadi tidak perlu khawatir kehabisan nomor antrean), sistem perekaman data pasien yang sudah komputerisasi dan saling terintegrasi antara bagian-bagian terkait, jauh lebih efisien dalam menangani antrean pasien.

Berikut ini alur pendaftaran pasien hingga menerima obat :
1. Pasien mengambil nomor antrean sesuai dengan poli yang dituju.
2. Bagi pasien lama, serahkan nomor antrean dan kartu berobat atau kartu BPJS kesehatan untuk didaftarkan (bagi pasien baru, akan dibuatkan terlebih dahulu database untuk memudahkan perekaman data), bagi pemilik kartu BPJS, tidak dikenakan biaya namun yang tidak memilikinya, harus membayar biaya retribusi sebesar 2000 rupiah.
3. Pasien menuju poli yang telah didaftarkan.
4. Pasien menuju apotek untuk menerima obat.

Sekarang ini, kebanyakan resep tidak lagi ditulis  menggunakan kertas, tetapi langsung melalui sistem. Jadi pasien tinggal menuju apotek dengan menunjukkan kartu berobat atau kartu BPJS dan nomor antrean.

Meskipun demikian, sebagai pasien, Ibu juga berhak meminta informasi kepada dokter yang memberikan resep, tentang obat apa saja yang diberikan. Hal itu bertujuan untuk memeriksa kelengkapan obat yang diberikan.

Becermin pada pengalaman lalu saat memeriksakan kedua anakku. Sang dokter menginformasikan bahwa ia meresepkan empat jenis obat untuk si Adik, tapi obat diberikan hanya tiga jenis. Lalu aku mengkonfirmasikan kembali kepada sang dokter dan beliau memberikan resep manual untuk apoteker dan aku menerima kekurangan obatnya.

Bu, jangan risau dan galau untuk berobat ke balai pengobatan terdekat, karena Puskesmas sekarang bukan seperti Puskesmas yang dulu.

Monday, March 6, 2017

Beda itu Unik

Banyak orang beranggapan membesarkan dan mendidik anak kedua akan lebih mudah, karena sudah ada pengalaman dengan anak sebelumnya. Tapi hal tersebut tidak sepenuhnya benar lho. 

Begini, pada dasarnya setiap anak terlahir dengan keunikan dan kelebihannya masing-masing. Jangankan adik-kakak yang terlahir beda bulan apalagi beda tahun, anak kembar identikpun pasti memiliki perbedaan. Nah, tugas kita sebagai orang tua bukan mencari persamaan atau menyamakan setiap anak, tetapi menggali potensi masing-masing anak.

Sunday, March 5, 2017

Bantal Foto Mendekap Kenangan

Kenangan itu selain bisa membawa kita menjelajah waktu, juga menjadi pengobat rindu. Memori manusia ada batasnya, jadi sangat disayangkan jika ingatan manis hilang begitu saja.

Foto dan video adalah alternatif menyimpan semua kenangan. Saat rindu menyeruak, membuka album atau menonton rekaman bisa menjadi obat.

Ada satu benda lagi yang bisa mengobati kerinduan itu. Selain menyimpan kenangan, benda itu berdaya guna. Bisa sebagai hiasan atau dipakai sesuai fungsinya. Enaknya lagi, benda itu bisa didekap setiap saat.

Benda itu adalah bantal foto. Kombinasi antara bahan rasfur dan velboa menjadikan bantal ini lembut saat diraba. Dakron silikon pengisinya membuat bantal ini nyaman di kepala. Fotonya diprint bukan disablon jadi tidak berbau.

Bantal foto ini bisa jadi kado unik bagi orang-orang yang disayang.

Thursday, February 23, 2017

Dari Hobi Jadi Rezeki

Emak, punya hobi apa?

Hobinya, menghabiskan atau malah bisa menghasilkan uang?

Sudah bukan zamannya lagi yah Mak, punya hobi yang buang-buang uang. Sekarang ini, harus lebih kreatif dan selektif dalam memilih kegiatan sebagai selingan. Banyak lho hobi yang bisa membuahkan rupiah. Contohnya, Emak punya hobi masak, bisa dikembangkan dengan menerima jasa catering, atau suka membuat produk kerajinan tangan, bisa dijadikan bisnis dengan memasarkannya, atau Emak punya hobi nulis

Tuesday, February 14, 2017

Cara Mudah Menghilangkan Stres


Bu, Pernah merasakan stres? 

Apa sebabnya?


Kebanyakan Ibu pastinya pernah merasakan stres, yang bisanya, engga jauh dari seputar pekerjaan rumah dan anak-anak. Dampaknya, emosi tidak terkontrol, anak jadi sasaran kemarahan dan pekerjaanpun tidak terselesaikan.

Sebenarnya, apa sih stres itu? 

Tuesday, January 10, 2017

Tetap Waras Dengan Menulis

FAKTA : menulis itu bisa mengobati luka jiwa dan menjaganya tetap "waras".

Maksudnya gini, ada orang yang tipenya "jago" menyimpan perasaan (like me). Tipe orang seperti ini paling ngga bisa curhat masalah pribadi ke orang lain. Parahnya, kepada pasanganpun terkadang sulit untuk mengungkapkannya.

Dalam hal ini bukan merahasiakan sesuatu hal dalam artian negatif yaah,  tapi lebih ke arah apa yang dirasakan dan dipikirkan.

buruknyaaa,  tipe seperti ini tiba-tiba bisa "meledak-ledak". Jadi seperti menyimpan BOM WAKTU.

Kenapa? Karena, psikologi perempuan itu memang HARUS mengeluarkan kurang lebih 20.000 kata setiap harinya.

Jangan heran kalo banyak perempuan punya "hobi" ngerumpi.

Tapi beda dengan tipe "penyimpan perasaan" yang ngga bisa setiap waktu bercerita.

Bayangkan, jika menyimpan dua puluh ribu kata setiap hari, betapa beratnya beban dari penyimpanan itu. Wajar ajaa klo tiba-tiba meledak karena hal sepele.  Itu karena daya tampungnya yang pecah dan saya menyebutnya KETIDAKWARASAN.

KABAR BAIK bagi yang setipe dengan saya, untuk menghindari si "bom waktu" aktif,  salurkan saja 20.000 kata dalam bentuk tulisan.
Yaaah, dengan menulis, selain bisa menyalurkan perasaan, juga bisa mengutarakan pemikiran. Bisa jadi apa yang ditulis ternyata menginspirasi perempuan lainnya diluar sana.

Meminjam kalimat teteh Indari Mastuti dalam salah satu trainingnya
"mulailah menulis apa yang dirasakan, mulailah menulis dengan apa yang dikuasai".

Selamat menulis

#menulisitumudah
#menulisapasaja
#mulaimenulis
#onedayonearticle